Prodi Bahasa Inggris Bisnis merupakan satu-satunya prodi di Politeknik Ubaya yang perkuliahannya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. “Memang hanya prodi ini yang menggunakan bahasa Inggris sebagai medium instruction dalam perkuliahan,” tutur Drs Singgih Widodo L MPd. Ini adalah cara prodi Bahasa Inggris Bisnis untuk melatih dan membiasakan kemampuan bahasa Inggris mahasiswanya.
Dikukuhkannya Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam kuliah tak lepas dari adanya tuntutan dari dunia kerja tentang kemampuan berbahasa asing. Menjelang globalisasi, dunia kerja dituntut untuk bekerja sama dengan dunia luar. “Karena hal ini, kemampuan berbahasa asing sangat diperlukan,” jelas Singgih. Dan mahasiswa Prodi Bahasa Inggris Bisnis inilah yang diberikan porsi super untuk kemampuan bahasa asing.
Porsi seperti apa yang diberikan oleh prodi ini? Singgih menuturkan bahwa semua mata kuliah yang diajarkan menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris. Hanya mata kuliah umum seperti Agama, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan saja yang tidak menggunakan bahasa Inggris. Penggunaannya sebagai bahasa pengantar dilakukan intensif mulai dari penyampaian materi, komunikasi dosen dan mahasiswa, dan pengerjaan tugas-tugas. “Because practise makes perfect,” ungkap Singgih. Ia mengatakan bahwa dengan kebiasaan bahasa akan lebih mudah dipelajari.
Selain perkuliahan, prodi ini juga memfasilitasi kegiatan yang mendukung lewat ekstrakulikuler. Di dalam kegiatan ini, mahasiswa lebih banyak diarahkan untuk berdiskusi dan melakukan permainan dalam bahasa Inggris. Diharapkan dengan adanya ekstrakulikuler ini, belajar bahasa akan lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
prodi Bahasa Inggris Bisnis juga rutin mendatangkan native speaker (pembicara asing, red) untuk berlatih bahasa. Kesemuanya ini dilakukan demi mendapatkan iklim pembelajaran bahasa Inggris yang baik sehingga mahasiswa akan sangat terbantu untuk mempelajarinya.
Lulusan Jurusan Bahasa Inggris Bisnis nantinya tidak hanya mampu berbahasa Inggris, tapi juga punya pengetahuan bisnis. “Seperti pengetahuan manajemen, komunikasi, akuntansi, dan sebagainya.” papar Singgih. Semua ilmu diberikan dengan porsi yang sama antara bahasa dan pengetahuan bisnis. “Mata kuliahnya 50% ketrampilan bahasa Inggris, dan 50% isinya berhubungan dengan bisnis,” jelasnya.